Cerpen: “Mencari Kedamaian pada Malam yang Hujan”
Suara gemuruh mengguncang kamar saat hujan turun dengan derasnya. Kevin duduk di kamarnya dan merenungkan keputusannya untuk tidak pergi ke pesta temannya. Dia merasa kesepian, tetapi tidak ingin keluar ke jalan yang basah dan berlumpur. Saat Kevin merenung, dia merasakan getaran di kantong celananya. Ternyata, itu adalah telepon genggamnya.
“Sial,” gumamnya, “Sudah rusak karena terjatuh tadi.”
Tapi, dia masih penasaran dengan siapa yang menelepon. Dia mengambil teleponnya dan melihat pesan dari temannya.
“Pesta dibatalkan karena cuaca buruk! Kamu selamat di rumah saja.”
Kevin terkejut, tapi juga merasa lega. Dia tidak akan melewatkan pesta itu, karena pesta itu masih ada besok. Dia mulai merasa senang, ketika mengetahui ia bisa bersantai di rumah tanpa merasa kehilangan apa-apa.
Kevin menyalakan komputer dan mulai mengetik. Dia menulis cerita pendek tentang seorang anak yang merasa kesepian saat hujan turun, tetapi menemukan kenyamanan dalam keheningan dan ketenangan rumahnya.
Sementara menulis, dia terus merenungkan keputusannya untuk tidak pergi ke pesta. Dia menyadari bahwa dia mungkin terlalu sering menghindari situasi baru karena merasa tidak nyaman. Dia memutuskan untuk mencoba menjadi lebih terbuka pada pengalaman baru dan tidak lagi takut keluar dari zona nyamannya.
Ketika hujan reda dan malam mulai tenang, Kevin merasa lebih kuat dan siap untuk menghadapi dunia di luar sana. Dia tersenyum, mengetuk tombol “kirim” pada cerita pendeknya, dan bersiap untuk tidur dengan rasa lega dan damai.